الْوَارِدُ يَأْتِيْ مِنْ حَضْرَةِ قَهَّارٍ, لِأَجْلِ ذٰلِكَ لَا يُصَادِمُهُ شَيْءٌ اِلَّا دَمَغَهُ

(بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذًا هُوَ زَاهِقٌ)

Warid itu datang dari hadirat Qahhar (Allah Yang Maha Perkasa). Oleh Karena itu, tidak ada sesuatu yang di hadapannya kecuali dilenyapkannya. ”Tetapi, Kami melempar kebenaran atas kebathilan, maka kebenaran itu menghancurkannya. Maka dengan serta merta musnahlah kebathilan itu. “

KENAPA waridat itu bila datang langsung menguasai hati dan merombak segala sifat buruk? Dalam kata hikmah ini jawabannya.

Itu semua disebabkan warid itu datang dari hadirat Allah Yang Maha Perkasa. Karena timbulnya dari sifat keperkasaan Allah, maka tidak ada sesuatu yang di hadapan warid tersebut kecuali dihancurkan dan dimusnahkan. Segala sifat buruk di hati akan ditumpas habis olehnya.

Warid adalah kebenaran yang murni datang dari Allah. Tentu saja, seperti yang disebut dalam ayat di akhir kata hikmah di atas, apabila dilemparkan di hati akan melenyapkan segala kebathilan (sifat buruk) yang ada di hati itu.

Dalam Shalawat Masyisyiah ada doa yang berbunyi:

وَاقْذِفْ بِيْ عَلَى الْبَاطِلِ فَأَدْمَغُهُ

“Dan Lemparkan di hatiku kebenaran atas kebathilan agar supaya bisa melenyapkan kebathilan itu.”

Artinya, datangkan kebenaran itu di hatiku agar segala sesuatu selain Allah akan menyingkir dari hatiku. Yang tersisa di hatiku hanyalah Allah.

Apabila segala selain Allah musnah dari hati, maka yang ada di hati itu hanyalah Allah yang tampak jelas dan tidak samar.

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.