Ingin Dapat Pemberian? Miskinkan Hatimu

اِنْ اَرَدْتَ وُرُوْدَ الْمَوَاهِبِ عَلَيْكَ صَحِّحِ الْفَقْرَ وَالْفَاقَةَ لَدَيْكَ, اِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِيْنِ

Kalau engkau ingin datangnya pemberian-pemberian besar dari Allah kepadamu maka buktikanlah kemiskinanmu dan kebutuhanmu kepada Allah. Sesungguhnya Shodaqoh itu hanya diberikan kepada orang faqir dan orang miskin.

 

MISKIN di sini bukan berarti tidak memiliki uang dan harta benda. Tetapi yang dimaksud adalah kemiskinan dan kerendahan hati, selalu merasa butuh kepada Allah dan menampakkan kehambaan diri kepada-Nya. Kemiskinan hati inilah yang bisa mendatangkan pemberian-pemberian Allah yang besar, karena shadaqah itu hanya pantas diberikan kepada orang fakir miskin.

Oleh sebab itu, hamba-hamba Allah yang saleh lebih memilih kemiskinan daripada kekayaan. Walau mereka dalam keadaan kaya, tapi mereka lebih memilih kehidupan miskin dalam rangka menampakkan kehambaan dan kebutuhannya kepada Allah.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam memilih kehidupan miskin walaupun sebenarnya beliau adalah orang kaya, sebagaimana dimuat dalam doanya.

اللّٰهُمَّ اَحْيِنِيْ مِسْكِيْنًا وَاَمِتْنِيْ مِسْكِيْنًا وَاحْشُرْنِيْ فِى زُمْرَةِ الْمَسَاكِيْنِ

“Ya Allah, Hidupkanlah aku dalam keadaan miskin. Matikan aku dalam keadaan miskin, Dan bangkitkan aku bersama golongan orang-orang miskin.” (HR. Turmudzi)

Seorang saleh bercerita: “Aku punya sejumlah uang. Aku lihat ada seorang faqir duduk di Masjidil Haram berhari-hari. Ia tidak makan dan minum. Lalu aku berkata dalam hatiku, ‘Aku akan cukupi dia dengan hartaku ini.’ Lalu aku lemparkan uangku itu ke pangkuannya. ‘Buatlah ini untuk membantumu dalam urusan duniamu,’ kataku padanya. Orang itu melempar uang yang aku berikan kepadanya ke tanah. Ia berkata kepadaku, ‘Aku telah mengorbankan segala yang aku miliki demi dudukku bersama Tuhanku ini. Lalu datanglah engkau merusaknya.’ Kemudian orang itu pergi. Demi Allah aku tidak pernah melihat orang yang semulia orang itu ketika ia melemparkan uang tersebut. Dan tidak ada orang yang lebih hina dariku ketika aku memungut uang itu kembali.”

Ada seorang saleh yang apabila pada pagi hari di rumahnya ada sesuatu (makanan atau kebutuhan hidupnya) ia malah sedih. Tapi bila pagi itu ia tak punya apa-apa maka ia bergembira. Ada yang bertanya kepada orang itu, “Kenapa anda kebalikan dari orang-orang?” Ia menjawab, “Kalau di pagi hari aku tidak memiliki sesuatu, maka aku meneladani Rasulullah. Tapi, bila di pagi itu aku punya sesuatu, maka aku tidak meneladani Rasulullah.”

Begitulah para Shalihin, mereka melakukan semua itu untuk membuktikan kemiskinannya kepada Allah. Karena mereka tahu bahwa merasa miskin kepada Allah itu dapat mendatangkan pemberian-pemberian yang besar dari Allah.

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Dua Macam Berpikir, Karena Iman ...
الْفِكْرَةُ فِكْرَتَانِ فِكْرَةُ تَصْدِيْقٍ وَإِيْمَانٍ وَفِكْ...
Berpikir Adalah Pelita Hati
الْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ...
Pikirkan Makhluk-Nya
الْفِكْرَةُ سَيْرُ الْقَلْبِ فِى مَيَادِيْنِ الْأَغْيَارِ Berp...
Sangat terhina, waktu kosong tap...
الْخِذْلَانُ كُلَّ الْخِذْلَانِ اَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَا...
Orang Yang Diberkati Umurnya
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِى عُمْرِهِ اَدْرَكَ فِى يَسِيْرٍ مِنَ الز...
Ada kalanya, Umur Panjang Tapi K...
رُبَّ عُمْرٍ اِتَّسَعَتْ امَادُهُ وَقَلَّتْ اَمْدَادُهُ وَرُبّ...

Anggota DINULQOYIM