Salik : Dari Bawah Ke Atas, Majdzub : Dari Atas Ke Bawah

دَلَّ بِوُجُوْدِ آثَارِهِ عَلَى وُجُوْدِ أَسْمَائِهِ وَبِوُجُوْدِ أَسْمَائِهِ عَلَى ثُبُوْتِ أَوْصَافِهِ وَبِثُبُوْتِ أَوْصَافِهِ عَلَى وُجُوْدِ ذَاتِهِ إِذْ مُحَالٌ أَنْ يَقُوْمَ الْوَصْفُ بِنَفْسِهِ . فَأَرْبَابُ الْجَذْبِ يُكْشَفُ لَهُمْ عَنْ كَمَالِ ذَاتِهِ ثُمَّ يَرُدُّهُمْ إِلَى شُهُوْدِ صِفَاتِهِ ثُمَّ يُرْجِعُهُمْ إِلَى التَّعَلُّقِ بِأَسْمَائِهِ ثُمَّ يَرُدُّهُمْ إِلَى شُهُوْدِ آَثَارِهِ وَالسَّالِكُوْنَ عَلَى عَكْسِ هذَا فَنِهَايَةُ السَّالِكِيْنَ بِدَايَةُ الْمَجْذُوْبِيْنَ وَبِدَايَةُ السَّالِكِيْنَ نِهَايَةُ الْمَجْذُوْبِيْنَ . لكِنْ لَا بِمَعْنًى وَاحِدٍ فَرُبَّمَا الْتَقَيَا فِي الطَّرِيْقِ هذَا فِي تَرَقٍّيْهِ وَهذَا فِي تَدَلِّيْهِ

Dengan adanya makhluk (benda-benda di alam ini) Allah menunjukkan adanya asma-asma Allah. Dan dengan adanya asma-asma-Nya Allah menunjukkan adanya dengan pasti sifat-sifat Allah. Dan dengan adanya sifat-sifat-Nya Allah menunjukkan adanya Dzat Allah, sebab muhal (tidak diterima akal) adanya sifat yang berdiri sendiri tanpa adanya Dzat Allah. Orang-orang ahli jadzb itu terlihat oleh mereka kesempurnaan Dzat Allah kemudian turun dengan melihat sifat-sifat Allah. Kemudian turun lagi, bergantung pada asma-asma Allah. Kemudian turun lagi, melihat makhluk-makhluk Allah. Tetapi ahli suluk kebalikannya ini. Penghabisannya ahli suluk adalah Permulaannya ahli jadzb. Permulaannya ahli suluk adalah penghabisannya ahli jadzb. Tetapi tidak berarti sama dalam segala-galanya. Ada kalanya keduanya bertemu dalam perjalanan. Yang satu sedang naik dan yang lain sedang turun.

 

IBNU Athaillah dalam kata hikmah ini menyebut cara untuk sampai kepada khususiah yang telah disebutkan dalam kata hikmah sebelumnya. Manusia dalam mencapai khususiah ada dua golongan. Ada Salikun (ahli Suluk), ada Majdzubun (ahli Jadzb).

Salik (orang yang menempuh jalan) adalah orang yang berusaha untuk mencapai kedudukan al-qurbi ilallah (dekat dengan Allah) atau makrifat atau sampai kepada Allah. Adapun majdzub artinya orang yang ditarik untuk dekat kepada Allah, makrifat, dan melihat Allah. Orang majdzdub mendapat makrifat bukan dengan usaha (kasab, sabab, ataupun nasab).

Ahli suluk sampai kepada Allah dengan melihat benda-benda di alam ini. Dengan melihat benda-benda itu mereka mengerti bahwa ada asma-asma Allah. Kalau ada asma Allah, maka pasti ada sifat-sifat Allah. Kalau ada sifat Allah, maka pasti ada Dzat Allah.

Semua makhluk di alam ini menunjukkan adanya asma Allah. Seperti ketika melihat alam ini menunjukkan adanya asma Allah Al-Qadir (Yang Maha kuasa), Al-Murid (Yang Berkehendak). Adanya asma-asma Allah menunjukkan dengan pasti adanya sifat Allah. Seperti asma Allah Al-Qadir menunjukkan adanya sifat Qudroh (kekuasaan). Kalau ada Maha kuasa pasti ada kekuasaan-Nya. Asma Allah Al-Murid menunjukkan adanya sifat Iradah (kehendak). Kalau ada Yang Maha Menghendaki pasti ada kehendak-Nya. Sedangkan adanya sifat-sifat Allah pasti menunjukkan adanya Dzat Allah, sebab mustahil (tidak diterima akal) adanya sifat yang berdiri sendiri tanpa adanya Dzat Allah.

Begitulah perjalanan para salik menuju Allah. Mereka naik dari melihat alam menuju asma Allah, dari asma Allah menuju sifat Allah, dari sifat naik kepada Dzat Allah.

Sebaliknya, para ahli jadzb. Mereka langsung dapat tarikan dari Allah. Mereka langsung melihat cahaya Allah. Mereka turun dari atas ke bawah. Tarikan yang kuat dari Allah tersebut menjadikan mereka kaget, tercengang, hilang akalnya (Inbihaar Fi Adzamatillah). Oleh karena itu, mereka terlihat kadang-kadang melakukan perbuatan aneh yang dhahirnya seperti melanggar syariah. Masalahnya, mereka belum berlatih, kurang pengalaman dan ditambah kagetnya melihat cahaya Allah. Tapi kalau diteliti betul, maka perbuatan mereka tidak bertentangan dengan syariat. Ini seperti yang dilakukan Khodir ketika bersama Nabi Musa.

Dua golongan ini pernah diisyaratkan dalam al-Quran.

اللهُ يَجْتَبِى اِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وِيَهْدِى اِلِيْهِ مَنْ يُنِيْبُ

“Allah memilih kepada-Nya orang yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada-Nya siapa yang kembali kepada-Nya.” (QS. Asy-Syura : 13)

Ijtiba’ (Memilih) adalah bagi ahli jadzb.

(Dan memberi petunjuk kepada-Nya siapa yang kembali) adalah ahli suluk. Mereka diberi hidayah, bukan pilihan. Arti kembali adalah kembali dengan taubat. Pertama kali yang dilakukan oleh ahli suluk adalah bertaubat, lalu membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan berhias dengan sifat-sifat terpuji. Berkat kesungguhan dan usahanya itu mereka diberi hidayah oleh Allah sehingga bisa sampai kepada-Nya.

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Dua Macam Berpikir, Karena Iman ...
الْفِكْرَةُ فِكْرَتَانِ فِكْرَةُ تَصْدِيْقٍ وَإِيْمَانٍ وَفِكْ...
Berpikir Adalah Pelita Hati
الْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ...
Pikirkan Makhluk-Nya
الْفِكْرَةُ سَيْرُ الْقَلْبِ فِى مَيَادِيْنِ الْأَغْيَارِ Berp...
Sangat terhina, waktu kosong tap...
الْخِذْلَانُ كُلَّ الْخِذْلَانِ اَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَا...
Orang Yang Diberkati Umurnya
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِى عُمْرِهِ اَدْرَكَ فِى يَسِيْرٍ مِنَ الز...
Ada kalanya, Umur Panjang Tapi K...
رُبَّ عُمْرٍ اِتَّسَعَتْ امَادُهُ وَقَلَّتْ اَمْدَادُهُ وَرُبّ...

Anggota DINULQOYIM