Perintahkan Taat Dan Larang Maksiat, Semata Untuk Keuntunganmu

لَا تَنْفَعُهُ طَاعَتُكَ وَلَا تَضُرُّهُ مَعْصِيَتُكَ وَاِنَّمَا أَمَرَكَ بِهٰذِهِ وَنَهَاكَ عَنْ هٰذِهِ لِمَا يَعُوْدُ اِلَيْكَ

Tidak berguna bagi Allah ketaatanmu, dan tidak bermudharrat kepada Allah kemaksiatanmu, Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk taat dan melarangmu dari maksiat semata-mata untuk keuntunganmu sendiri.

ALLAH itu Maha sempurna dan Maha kaya. Allah tidak membutuhkan apa-apa terhadap makhluk-Nya. Sebaliknya, semua makhluk ciptaan-Nya yang butuh kepada-Nya. Ketaatan hamba-Nya tidak berguna bagi Allah, sehingga Allah tidak membutuhkan ketaatan itu. Allah Maha suci dari hal tersebut. Begitupula, maksiatnya orang-orang yang bermaksiat tidak berakibat buruk kepada-Nya, sehingga Allah tidak terpaksa dan dikuasai oleh orang tersebut. Tidak. Allah-lah yang menguasai dan memaksa hamba-Nya.

وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ

“Allah itu Maha Perkasa di atas hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-An’am : 18)

Karena belas kasih-Nya, maka Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk taat agar orang itu menjadi dekat kepada-Nya.

اِنَّ رَحْمَةَ اللهِ قَرِيْبٌ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat dari orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf : 56)

Allah melarang dari maksiat karena maksiat adalah tanda jauhnya seorang hamba dari Allah dan maksiat itu mengandung bahaya bagi pelakunya, baik di dunia ataupun di akhirat. Misalnya, perzinaan bisa menimbulkan rumah tangga yang berantakan dan mendatangkan penyakit bagi pelakunya. Riba menyebabkan kebangkrutan dan mengikis habis barakah harta. Beda dengan shadaqah yang membuat harta berkembang dan barakah.

Namun yang sebenarnya, Allah itu tidak boleh ditanya tentang apa yang Dia perbuat sedangkan makhluklah yang ditanya tentang apa yang mereka lakukan.

Jadi, semua keuntungan dari ibadah dan taat itu kembali kepada hamba itu sendiri. Tidak sedikitpun kembali kepada Allah.

Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ مَا اُرِيْدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا اُرِيْدُ اَنْ يُطْعِمُوْنِ

“Aku tidak ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. Aku tidak menginginkan dari mereka rezeki dan Aku tidak ingin mereka memberiku makan.” (QS. Adz-Dzariyat : 56)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah tidak butuh sama sekali kepada amal ibadah yang dilakukan oleh hamba-Nya. Allah menciptakan hamba itu untuk beribadah yang manfaatnya kembali kepada hamba itu sendiri.

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Dua Macam Berpikir, Karena Iman ...
الْفِكْرَةُ فِكْرَتَانِ فِكْرَةُ تَصْدِيْقٍ وَإِيْمَانٍ وَفِكْ...
Berpikir Adalah Pelita Hati
الْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ...
Pikirkan Makhluk-Nya
الْفِكْرَةُ سَيْرُ الْقَلْبِ فِى مَيَادِيْنِ الْأَغْيَارِ Berp...
Sangat terhina, waktu kosong tap...
الْخِذْلَانُ كُلَّ الْخِذْلَانِ اَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَا...
Orang Yang Diberkati Umurnya
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِى عُمْرِهِ اَدْرَكَ فِى يَسِيْرٍ مِنَ الز...
Ada kalanya, Umur Panjang Tapi K...
رُبَّ عُمْرٍ اِتَّسَعَتْ امَادُهُ وَقَلَّتْ اَمْدَادُهُ وَرُبّ...

Anggota DINULQOYIM