Jangan Minta Keluar dari Pilihan Allah

 لَا تَطْلُبْ مِنْهُ أَنْ يُخْرِجَكَ مِنْ حَالَةٍ لِيَسْتَعْمِلَكَ فِيْمَا سِوَاهَا فَلَوْ أَرَادَكَ لَاسْتَعْمَلَكَ مِنْ غَيْرِ إِخْرَاجٍ

Jangan engkau meminta dari Allah untuk memindahkanmu dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain, sebab sekiranya Allah menghendakimu, maka tentu Allah memindahkanmu tanpa merubah keadaan yang lama.

 

INI adalah adab ketiga untuk masuk Hadrah Al-Qudsiah. Yaitu “Harus tetap pada pekerjaan atau kedudukan yang sudah ditentukan oleh Allah.” Sedangkan yang kedua yaitu; Meninggalkan kebodohan jiwa dan sudah disebut dan diterangkan dalam kata hikmah sebelumnya.

Arti kata hikmah ini, apabila Allah memberimu sebuah pemberian, walau tampaknya tidak menyenangkan, maka janganlah kamu tolak atau kamu remehkan dan kau katakan, ‘Ini tidak cocok dengan saya.’ Terimalah dengan hati yang tulus dan yakinlah bahwa apa yang dipilih Allah untukmu adalah yang terbaik bagi dirimu. Sebab, segala pemberian Allah mengandung rahmat dan hikmah dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Berbuatlah husnul adab (sopan) kepada Allah dengan mengutamakan pilihan Allah daripada pilihan dirimu. Tinggalkan kehendakmu dan menyerahlah kepada kehendak Allah. Jangan meminta kedudukan atau pekerjaan lain yang tidak dipilih Allah. Orang yang meminta kedudukan atau pekerjaan lain yang tidak dipilih Allah berarti ia melakukan suul adab (ketidak sopanan) terhadap Allah. Orang ini merasa lebih pintar dari Allah. Ia mendahulukan pilihannya dan hawa nafsunya dari pilihan Allah.

Seorang yang mengenal Allah (Arif) merasa cukup dengan ilmu Allah. Ia tidak butuh kepada pikirannya atau apapun selain Allah. Ia pasrah penuh kepada Allah. Yang dipilih Allah adalah pilihannya. Yang dikehendaki Allah adalah kehendaknya. Bila ditetapkan dalam sebuah pekerjaan atau kedudukan ia tidak minta untuk keluar dari keadaan tersebut. Biarlah Allah yang memasukkan dan mengeluarkannya.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menerima apa yang dipilih oleh Allah. Ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam diusir dari Mekkah dia menerima apa yang ditentukan oleh Allah. Allah yang mengeluarkan beliau dari Mekkah. Dulunya, Waraqah bin Naufal, orang Mekkah yang ahli membaca kitab Taurat dan Injil, pernah memberitahu Rasulullah bahwa kaumnya akan mengusirnya. Nabi merasa heran, “Apakah mereka akan mengusir aku?” kata Nabi. Namun apa yang dipilih Allah adalah yang terbaik. Walau tampak sebuah kehinaan dan kesengsaraan, tetapi membuahkan kenikmatan. Di Mekkah, Nabi dihinakan oleh kaumnya. Di Madinah, Nabi mendapat kemuliaan dan kemenangan. Ia mendapatkan sahabat-sahabat Anshar yang siap membela Nabi. Akhirnya, Nabi masuk kembali ke Mekkah dengan mulia pada saat fathu Makkah. Allah menaklukkan Mekkah untuk Nabi-Nya. Begitulah orang yang pasrah penuh kepada pilihan Allah akan mendapatkan kebahagiaan.

Disebut dalam kitab At-Tanwir Fi Isqathittadbir bahwa ada seorang saleh yang bekerja dan bisa beribadah. Orang itu punya perasaan dalam hati, “Kalau aku diberi dua keping roti setiap hari maka aku akan istirahat (dan melulu ibadah kepada Allah).”

Tiba-tiba ia dituduh melakukan sesuatu yang salah dan dimasukkan penjara. Setiap hari ia diberi makan dua keping roti di dalam penjara. Setelah lama di penjara dan jemu dengan keadaannya, tiba-tiba ia ingat perasaannya. “Apa yang membuatku seperti ini?” pikirnya.

Lalu ia mendengar jawaban, “Ya, sebab engkau pernah meminta kepada Kami untuk diberi dua keping roti setiap hari. Kenapa engkau tidak meminta kepada kami afiat? Maka Kami memberi engkau apa yang engkau inginkan.”

Akhirnya orang itu merasa berdosa dan beristighfar kepada Allah. Ia kembali kepada Allah. Tiba-tiba pintu penjara terbuka. Ia terbebas dari kurungan penjara itu. Begitulah siksa orang yang menuruti hawa nafsu, yang memilih apa yang dipilih oleh dirinya dan meninggalkan pilihan Allah.

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Dua Macam Berpikir, Karena Iman ...
الْفِكْرَةُ فِكْرَتَانِ فِكْرَةُ تَصْدِيْقٍ وَإِيْمَانٍ وَفِكْ...
Berpikir Adalah Pelita Hati
الْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ...
Pikirkan Makhluk-Nya
الْفِكْرَةُ سَيْرُ الْقَلْبِ فِى مَيَادِيْنِ الْأَغْيَارِ Berp...
Sangat terhina, waktu kosong tap...
الْخِذْلَانُ كُلَّ الْخِذْلَانِ اَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَا...
Orang Yang Diberkati Umurnya
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِى عُمْرِهِ اَدْرَكَ فِى يَسِيْرٍ مِنَ الز...
Ada kalanya, Umur Panjang Tapi K...
رُبَّ عُمْرٍ اِتَّسَعَتْ امَادُهُ وَقَلَّتْ اَمْدَادُهُ وَرُبّ...

Anggota DINULQOYIM