لَيْسَ الْمُحِبُّ الَّذِى يَرْجُوْ مِنْ مَحْبُوْبِهِ عِوَضًا وَيَطْلُبُ مِنْهُ غَرَضًا فَإِنَّ الْمُحِبَّ مَنْ يَبْذُلُ لَكَ لَيْسَ الْمُحِبُّ مَنْ تَبْذُلُ لَهُ
Bukanlah orang yang mencintai itu mengharap apa-apa dari orang yang dicintainya, atau mempunyai tujuan yang tertentu. Tetapi orang yang mencintai itu adalah orang yang siap berkorban demi engkau, bukan engkau yang memberinya sesuatu.
CINTA menuntut orang yang mencintai untuk berkorban segalanya demi mendapat keridhoan kekasihnya tanpa meminta keuntungan apapun dari sang kekasih. Ini sesuatu keharusan dalam percintaan. Bahkan orang yang mencintai kekasihnya menganggap berkorban demi sang kekasih merupakan puncak tujuannya dan menuruti kemauan kekasih adalah puncak kebahagiaan dan keberuntungannya.
Cinta itu pengorbanan. Cinta itu mengutamakan kekasih atas diri sendiri. Apapun yang ia mampu berikan maka ia berikan kepada kekasihnya sehingga tidak tersisa sedikitpun untuk dirinya. Pengorbanan total yang tidak menyisakan setetes air mata. Orang yang cinta harus murah air mata.
Penyair cinta, Majnun Laila berkata:
لَئِنْ بَقِيَتْ فِى الْعَيْنِ مِنِّى قَطْرَةٌ ۞ فَإِنِّي اِذَنْ فِى الْعَاشِقِيْنَ ذَلِيْلٌ
Apabila tersisa di mataku setetes air mata
Maka aku di kalangan para pecinta adalah orang yang hina
Abu Abdillah Al-Qurasyi berkata:
حَقِيْقَةُ الْمَحَبَّةِ اَنْ تَهَبَ كُلَّكَ لِمَنْ اَحْبَبْتَهُ حتَىَّ لَا يَبْقَى لَكَ مِنْكَ شَيْءٌ
“Hakikat cinta adalah engkau memberi segalanya untuk orang yang engkau cintai sehingga tidak tersisa sedikitpun untuk dirimu.”
Begitulah seharusnya keadaan orang yang mencintai Allah. Kalau memang ia benar-benar mencintai Allah, maka ia akan mengorbankan segalanya untuk Allah. Bahkan jiwanya pun akan dikorbankan untuk meraih keridhoan Allah. Itu tanda cinta yang sejati kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِى نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ, وَاللهُ رَءُوْفٌ بِالْعِبَادِ
“Sebagian manusia ada yang mengorbankan jiwanya demi meraih keridhaan Allah. Dan Allah Maha sayang kepada hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Baqarah : 207)
Para sahabat Nabi adalah contoh yang nyata dari orang-orang yang betul-betul cinta kepada Allah. Mereka berkorban segalanya untuk Allah, dari harta benda sampai nyawa. Bagi mereka nyawa itu murah harganya asalkan dapat meraih ridho Allah.
Termasuk tanda cinta yang sejati kepada Allah adalah tunduk patuh kepada semua perintah Allah. Bohong kalau ada orang yang mengaku cinta, tapi tidak mau melaksanakan perintah kekasihnya dan tidak taat kepadanya.
Penyair berkata:
تَعْصِى الْإِلَهَ واَنْتَ تُظْهِرُ حُبَّهُ ۞ هذَا مُحَالٌ فِى الْقِيَاسِ بَدِيْعُ
لَوْ كِاِنَ حُبُّكَ صَادِقًا لَأَطَعْتَهُ ۞ اِنَّ الْمُحِبَّ لِمَنْ يُحِبُّ مُطِيْعُ
Engkau bermaksiat kepada Tuhan dan Engkau menyatakan cinta kepada-Nya
Ini mustahil dan sangat aneh dalam pikiran
Andai cintamu benar, maka pasti engkau patuh kepada-Nya
Karena orang yang cinta pasti patuh pada kekasihnya
Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.