Alam Tidak Bisa Memuat Ruhanimu

اِنَّمَا وَسِعَكَ الْكَوْنُ مِنْ حَيْثُ جُسْمَانِيَّتِكَ وَلَمْ يَسَعْكَ مِنْ حَيْثُ ثُبُوْتِ رُوْحَانِيَّتِكَ

Sesungguhnya alam ini memuat engkau dari segi jasmanimu dan tidak mencukupi engkau dari segi ruhanimu.

 

ALAM ini hanya bisa memuat jasmanimu. Sebab, badanmu cocok dan sejenis dengan benda-benda di alam ini. Tapi alam ini tidak sanggup memuat ruhanimu. Sebab, tidak ada kesesuaian alam benda ini dengan ruhanimu itu. Ruhani itu yang membuat manusia menjadi istimewa dari benda yang lain. Ruhani yang menjadikanmu unggul melebihi dari makhluk lainnya. Ruhanimu itu begitu besar sehingga tidak bisa dimuat oleh alam ini. Bahkan Kursi, Arsy pun tidak bisa memuatnya.

Ada ungkapan yang mengatakan:

الصُّوْفِيُّ لَا تُقِلُّهُ الْأَرْضُ وَلَا تُظِلُّهُ السَّمَاءُ

“Seorang sufi tidak diangkat oleh bumi dan tidak dinaungi oleh langit. ”

Ini sesuai dengan firman Allah dalam hadits yang berbunyi:

لَمْ تَسِعْنِى اَرْضِيْ وَلَا سَمَائِيْ وَوَسِعَنِيْ قَلْبُ عَبْدِيْ الْمُؤْمِنِ

“Langit dan bumi-Ku tidak bisa memuat Aku. Yang bisa memuat-Ku adalah hati hamba-Ku yang mukmin.”

Maksud dari memuat Allah adalah memuat cahaya iman dari Allah, sebab Allah tidak bertempat. Cahaya Allah ini tidak sanggup dimuat oleh makhluk-makhluk yang lain. Yang bisa menerimanya hanya hati orang mukmin. Dan yang dimaksud dengan hamba yang mukmin adalah orang yang sempurna imannya, yaitu orang yang arif billah.

Maka dari itu, kenapa kau sia-siakan keistimewaan dirimu? Kenapa engkau rela berada di tempat yang rendah, sama dengan hewan dan benda yang lain terpenjara dalam syahwat dan nafsu? Engkau hanya pantas berhubungan dengan Allah pencipta alam raya ini. Dengan ruhanimu itu engkau bisa bertemu dan sampai kepada Allah.

Abu Abdillah bin Al-Jallab berkata: “Siapa yang tinggi semangatnya dari alam ini, maka ia pasti akan sampai kepada penciptanya. Siapa yang tujuannya kepada sesama makhluk, maka ia tidak akan mendapatkan Allah. Sebab, Allah Maha Mulia untuk disekutukan.”

Ahmad bin Hudraweh pernah ditanya tentang amal apa yang paling mulia. Ia menjawab, “Menjaga hati jangan sampai menoleh kepada selain Allah.”

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Dua Macam Berpikir, Karena Iman ...
الْفِكْرَةُ فِكْرَتَانِ فِكْرَةُ تَصْدِيْقٍ وَإِيْمَانٍ وَفِكْ...
Berpikir Adalah Pelita Hati
الْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ...
Pikirkan Makhluk-Nya
الْفِكْرَةُ سَيْرُ الْقَلْبِ فِى مَيَادِيْنِ الْأَغْيَارِ Berp...
Sangat terhina, waktu kosong tap...
الْخِذْلَانُ كُلَّ الْخِذْلَانِ اَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَا...
Orang Yang Diberkati Umurnya
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِى عُمْرِهِ اَدْرَكَ فِى يَسِيْرٍ مِنَ الز...
Ada kalanya, Umur Panjang Tapi K...
رُبَّ عُمْرٍ اِتَّسَعَتْ امَادُهُ وَقَلَّتْ اَمْدَادُهُ وَرُبّ...

Anggota DINULQOYIM