Tanda Kedudukan Yang Dipilih Allah

 مِنْ عَلَامَةِ اِقَامَةِ الْحَقِّ لَكَ فِى الشَّيْءِ اِدَامَتُهُ اِيَّاكَ مَعَ حُصُوْلِ النَّتَائِجِ

Suatu tanda bahwa Allah menetapkan suatu kedudukan untukmu ialah bila engkau didudukkan dalam hal itu dengan mendapatkan buah hasil.

 

ADALAH sebuah tanda bahwa Allah menetapkan suatu kedudukan kepada hamba-Nya, apabila hamba itu tetap dalam kedudukan itu dengan mendapatkan buah hasil yang baik di samping agamanya selamat.

Misalnya, ada seseorang yang memiliki sebuah pekerjaan. Ia tetap dalam pekerjaannya itu. Hasil kerjanya tampak baik, seperti bisa mencukupi keluarganya serta ia bisa hidup dengan tenang. Di samping itu, pekerjaan itu tidak mengganggu agamanya, ia tetap melaksanakan kewajiban seperti salat dan zakat dan amal kebaikan yang lain. Itu semua sebuah tanda bahwa Allah telah menetapkan orang tersebut dalam kedudukan atau pekerjaan tersebut. Itulah pilihan Allah untuknya.

Maka tidak scpan, menurut tasawuf, apabila orang yang telah ditetapkan oleh Allah dalam suatu kedudukan itu pindah kepada kedudukan atau pekerjaan yang lain yang dipilih oleh dirinya sendiri. Dikatakan tidak sopan, karena ia tidak rela dengan apa yang dipilihkan Allah dan malah ia memilih jalan nafsunya sendiri.

Yang benar, menurut jalan Allah, ialah ia masuk dalam kedudukan itu karena Allah dan keluarnya juga karena Allah, bukan karena ambisi nafsu. Allah yang memasukkannya, Allah pula yang mengeluarkannya, sebagaimana dalam firman Allah :

وَقُلْ رَبِّ اَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَاَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ

Dan katakanlah: ”Tuhanku, masukkan aku dengan cara yang benar dan keluarkan aku dengan cara yang benar. (QS. Al-lsra’ : 80)

Masuk dengan cara yang benar ialah masuk melalui apa yang dipilih oleh Allah bukan yang ditentukan oleh diri sendiri. Keluar dengan cara yang benar adalah keluar dengan melalui ketentuan Allah, bukan pilihan diri sendiri.

Seseorang yang pindah dari kedudukan yang ditetapkan oleh Allah karena mengikuti hawa nafsunya maka kehidupannya akan hancur. Ketenangan hidupnya akan hilang. Kesenangannya berganti kesusahan dan kebahagiaannya berubah menjadi penderitaan. Itu semua disebabkan ia tidak ridho dengan ketetapan Allah.

Tentang hal ini, lbnu Athaillah mengatakan dalam kata hikmah yang sudah lewat:

اِرَادَتُكَ التَّجْرِيْدَ مَعَ اِقَامَةِ اللهِ اِيَّاكَ فِى اْلاَسْبَابِ مِنَ الشَّهْوَةِ الْخَفِيَّةِ, وَاِرَادَتُكَ اْلاَسْبَابَ مَعَ اِقَامَةِ اللهِ اِيَّاكَ فِى التَّجْرِيْدِ اِنْحِطَاطٌ عَنِ الْهِمَّةِ الْعَلِيَّةِ

“Keinginanmu untuk menjadi ahli tajrid (orang yang hanya melulu beribadah kepada Allah tanpa mencari nafkah). Padahal Allah menetapkan engkau dalam golongan orang yang mencari nafkah, adalah termasuk syahwat yang samar. Dan keinginanmu mencari sebab rezeki sedangkan Allah menetapkan dirimu sebagai ahli tajrid adalah turun dari semangat tingkatan yang tinggi.”

Artinya, orang yang oleh Allah dijadikan sebagai Ahli Asbab (orang yang bekerja mencari rezeki), kemudian ia ingin pindah kedudukan, ingin menjadi ahli tajrid yang rezekinya datang sendiri tanpa dicari, maka keinginan orang itu timbulnya dari hawa nafsunya yang samar.

Begitupula saseorang yang oleh Allah ditetapkan sebagai Ahli Tajrid (orang yang melulu beribadah kepada Allah dan rezekinya datang tanpa dicari), lalu ia menginginkan menjadi ahlil asbab, ia ingin mencari rezeki sendiri, maka hal itu merupakan penurunan dari derajat yang tinggi.

Dari kalangan wali ada yang menjadi ahli tajrid. Adapula yang ahli asbab atau disebut dengan ahli ikhtiar. Ini diumpamakan seorang tuan yang memiliki dua budak. Salah satunya ditugaskan untuk bekerja dan baru diberi makan. Namun yang satunya disuruh diam saja bersama sang tuan dan diberi makan tanpa bekerja.

Menjadi apa saja, baik ahli tajrid atau ikhtiar, mereka selalu ridho dengan apa yang dipilihkan Allah kepada mereka, sebab pilihan Allah adalah yang terbaik bagi hambanya.

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.

 

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Dua Macam Berpikir, Karena Iman ...
الْفِكْرَةُ فِكْرَتَانِ فِكْرَةُ تَصْدِيْقٍ وَإِيْمَانٍ وَفِكْ...
Berpikir Adalah Pelita Hati
الْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ...
Pikirkan Makhluk-Nya
الْفِكْرَةُ سَيْرُ الْقَلْبِ فِى مَيَادِيْنِ الْأَغْيَارِ Berp...
Sangat terhina, waktu kosong tap...
الْخِذْلَانُ كُلَّ الْخِذْلَانِ اَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَا...
Orang Yang Diberkati Umurnya
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِى عُمْرِهِ اَدْرَكَ فِى يَسِيْرٍ مِنَ الز...
Ada kalanya, Umur Panjang Tapi K...
رُبَّ عُمْرٍ اِتَّسَعَتْ امَادُهُ وَقَلَّتْ اَمْدَادُهُ وَرُبّ...

Anggota DINULQOYIM