Kendaraan Hati
اعلم أن النفس مركب القلب. وللقلب عساكر كما قال سبحانه وتعالى ” وما يعلم جنود ربك إلا هو ” المدثر: ٣١
Ketahuilah bahwa diri adalah kendaraan hati. Dan hati mempunyai prajurit prajurit (balatentara) sebagaimana firman Allah swt.:
وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلا هُوَ ” المدثر:٣١”
Artinya: “Tidak ada yang mengetahui prajurit-prajurit Tuhanmu kecuali Dia sendiri.” (QS. Al-Muddatstsir: 31)
والقلب مخلوق لعمل الآخرة طلبا لسعادته. وسعادته معرفة ربه عز وجل. ومعرفة ربه تعالى تحصل له من صنع الله وهو من جملة عالمه, ولا تحصل له معرفة عجائب العالم إلا من طريق الحواس, والحواس من القلب والقالب مركبه, ثم معرفة صيده ومعرفة شبكته
Hati diciptakan untuk amal akhirat demi mencari kabahagiaannya. Kebahagiaannya adalah mengenal Tuhannya. Sedang mengenal Tuhannya dicapai melalui tindakan Allah (shan’ilIah) dan hati itu sendiri termasuk kumpulan alamnya. Hati tidak dapat mencapai pengenalan terhadap keajaiban-keajaiban alam kecuali melalui indra. Indra sendiri bersumber dari hati dan wadag (raga) ini merupakan kendaraannya. Baru kemudian melakukan pengenalan terhadap buruan dan perangkapnya.
والقالب لا يقوم إلا بالطعام والشراب والحرارة والرطوبة. وهو ضعيف على خطر من الجوع والعطش فى الباطن وعلى خطر من الماء والنار فى الظاهر, وهو مقابل أعداء كثيرة.
Raga sendiri hanya dapat berdiri dengan makanan, minuman, suhu panas dan suhu dingin. Ia lemah, mudah terserang lapar dan haus dari dalam, gampang terserang bahaya air dan api dari luar. Ia menghadapi musuh-musuh yang banyak.
Inilah Kendaraan Hati menurut Imam Ghazali dalam kitabnya ‘Kimiya’us Sa’adah’.
