Cahaya Ilahi, Di Luar dan Di Dalam Hati

اَنْوَارٌ اُذِنَ لَهَا فِى الْوُصُوْلِ وَاَنْوَارٌ اُذِنَ لَهَا فِى الدُّخُوْلِ

Ada cahaya ilahi yang diizinkan untuk sampai ke hati dan ada cahaya ilahi yang diizinkan untuk masuk ke lubuk hati.

 

CAHAYA yang turun ke hati dari gudang alam gaib itu terbagi dua. Ada cahaya yang diizinkan untuk sampai di hati bagian luar saja. Ada pula cahaya yang diizinkan untuk masuk ke dalam lubuk hati.

Orang yang mendapat cahaya yang sampai di hati bagian luar melihat kepada dirinya dan kepada Tuhannya. Ia melihat dunia dan juga akhiratnya. Terkadang, orang ini bersama dirinya, terkadang pula ia bersama Tuhannya. Pada suatu saat ia berusaha untuk akhiratnya dan di saat lain ia berupaya untuk urusan dunianya. Terkadang ia lalai, terkadang pula ia sadar. Hidup orang ini angin-anginan.

Cahaya yang diizinkan untuk sampai di hati bagian luar ini adalah cahaya iman yang umum diberikan kepada seluruh orang mukmin. Cahaya inilah yang disebutkan oleh Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili dalam ungkapannya,

لَوْ كُشِفَ عَنْ نُوْرِ الْمُؤْمِنِ الْعَاصِى لَطَبَقَ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

“Andaikan disingkap cahaya orang mukmin yang bermaksiat, maka cahaya itu akan menutupi antara langit dan bumi.”

Adapun cahaya yang masuk ke dalam lubuk hati, maka orang yang mendapatkan cahaya itu tidak akan melihat kepada selain Allah. Oleh karena itu ia tidak mencintai kecuali Allah dan hanya menyembah kepada-Nya. Cahaya yang masuk ke dalam lubuk hati ini khusus untuk orang-orang khusus yang hatinya telah dikosongkan dari aghyar (selain Allah) dan dibersihkan dari kotoran-kotoran kebendaan.

Seorang Arif berkata: “Bila iman berada di hati bagian luar, maka seorang hamba akan mencintai akhirat dan dunia. Maka terkadang ia bersama Allah, terkadang juga ia bersama nafsunya. Tapi, apabila iman masuk ke dalam lubuk hati, maka hamba itu akan membenci dunia dan menjauhi hawa nafsunya.”

Ini searti dengan apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

النُّوْرُ اِذَا دَخَلَ الْقَلْبَ اِنْفَسَحَ وَانْشَرَحَ

“Cahaya apabila sudah masuk ke hati, maka hati itu menjadi lapang.”

Lalu seorang sahabat bertanya, “Apa ada tandanya, Ya Rasulallah?”

Nabi menjawab:

نَعَمْ, التَّجَافِى عَنْ دَارِ الْغُرُوْرِ وَالْإِنَابَةُ اِلَى دَارِ الْخُلُوْدِ وَالتَّزْوِيْدُ لِسُكْنَى الْقُبُوْرِ وَالتَّأَهُّبُ لِيَوْمِ النُّشُوْرِ

“Ya, ada. Yaitu menjauh dari negeri tipuan (dunia), kembali ke negeri kekekalan, berbekal untuk alam kubur dan siap-siap menghadapi hari kebangkitan.”

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Dua Macam Berpikir, Karena Iman ...
الْفِكْرَةُ فِكْرَتَانِ فِكْرَةُ تَصْدِيْقٍ وَإِيْمَانٍ وَفِكْ...
Berpikir Adalah Pelita Hati
الْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ...
Pikirkan Makhluk-Nya
الْفِكْرَةُ سَيْرُ الْقَلْبِ فِى مَيَادِيْنِ الْأَغْيَارِ Berp...
Sangat terhina, waktu kosong tap...
الْخِذْلَانُ كُلَّ الْخِذْلَانِ اَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَا...
Orang Yang Diberkati Umurnya
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِى عُمْرِهِ اَدْرَكَ فِى يَسِيْرٍ مِنَ الز...
Ada kalanya, Umur Panjang Tapi K...
رُبَّ عُمْرٍ اِتَّسَعَتْ امَادُهُ وَقَلَّتْ اَمْدَادُهُ وَرُبّ...

Anggota DINULQOYIM