Cahaya Di Hati Berasal Dari Cahaya Gaib

نُوْرٌ مُسْتَوْدَعٌ فِى الْقُلُوْبِ مَدَدُهُ مِنَ النُّوْرِ الْوَارِدِ مِنْ خَزَائِنِ الْغُيُوْبِ
Cahaya yang tersimpan di dalam hati salurannya adalah dari cahaya yang berasal dari perbendaharaan ghaib.

CAHAYA keyakinan yang ada dalam hati manusia pada mulanya lemah dan tidak terang. Cahaya ini bentuknya bagaikan cahaya bintang. Cahaya inilah yang disebut dengan Cahaya Islam. Kemudian cahaya tersebut bertambah terang dan kuat sehingga cahaya itu berubah hingga menjadi bagaikan cahaya bulan. Dan inilah yang dinamakan dengan Cahaya Iman. Kemudian cahaya tersebut terus bertambah terang dan kuat sehingga menjadi seperti cahaya matahari. Cahaya seperti ini disebut dengan Cahaya Ihsan. Cahaya ihsan ini adalah tingkatan cahaya yang paling tinggi.
Masing-masing dari tingkatan cahaya itu semua bersumber dari perbendaharaan ghaib yang berasal dari sifat-sifat Allah azza wa jalla.
Yang dimaksud dengan bertambahnya cahaya di sini adalah meningkatnya amal ibadah dan perbuatan taatnya kepada Allah.
Susunan tingkatan cahaya tersebut merupakan istilah yang digunakan oleh para ulama tasawwuf. Yaitu cahaya Islam, cahaya Iman dan cahaya Ihsan. Sedangkan menurut para ulama fiqih adalah dengan mendahulukan Iman kemudian Islam dan Ihsan. Sebab -menurut ulama fiqih- tidak berguna iman seseorang tanpa didahului Islam.
Seorang hamba yang menyibukkan dirinya dengan ibadah dhohir/badan, misalnya shalat, puasa, maka kedudukannya berada dalam kedudukan Islam.
Kemudian jika ia pindah dengan melakukan amal ibadah batin, misalnya berusaha membersihkan hatinya dari sifat-sifat tercela seperti sombong dan menghiasi hatinya dengan sifat-sifat yang terpuji seperti rendah diri, maka ia telah menginjak naik ke maqam (kedudukan) Iman.
Dan jika ia pindah untuk membenarkan keikhlasan dari ibadah yang ia lakukan (beribadah hanya bertujuan untuk Allah) atau pindah dengan beribadah dengan ruh, misalnya dengan melakukan tafakur dan musyahadah (merenungkan dan memandang kepada kekuasan Allah yang ada di alam ini), maka ia telah meningkat naik ke maqam Ihsan.
Cahaya-cahaya tersebut tersimpan di dalam hati sehingga tidak bisa terlihat oleh mata. Namun terkadang cahaya-cahaya itu bisa merembes nampak keluar, seakan seperti rembesan air yang ada dalam sebuah gelas. Cahaya-cahaya itu bisa nampak dari wajah orang-orang yang shaleh bahkan bisa memancar dari seluruh badannya. Cahaya itu nampak menurut apa yang ada di dalam hati.
الإِنَاءُ يَتَرَشَّخُ بِمَا فِيْهِ
“Wadah akan mengeluarkan rembesan menurut isinya.”
Terlihatnya cahaya-cahaya itu melalui anggota luar biasanya hanya bersifat sementara dan tidak lama akan lenyap. Sebab seandainya terus-menerus nampak niscaya akan membahayakan bagi orang-orang yang memandangnya. Cahaya-cahaya yang dinampakkan Allah bagi seorang yang shalih merupakan bukti bahwa ia telah mendapatkan kemuliaan sisi Allah dan menunjukkan bahwa amalnya telah diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Di antara ulama yang dinampakkan oleh Allah cahaya yang ada di dalam hatinya adalah Sayyidi Ahmad al-Badawi, Al-Habib Ahmad Shohibu Syi’ib.
Diceritakan bahwa salah satu murid Sayyidi Ahmad al-Badawi pernah berkata kepada beliau: “Wahai Sayyidi, saya telah duduk bersamamu selama dua puluh tahun namun engkau tidak pernah menampakkan wajahmu.” Beliau menjawab: “Jangan, engkau tidak akan mampu menatap wajahku.” Kemudian murid itu terus mendesak beliau, hingga Sayyidi Ahmad al-Badawi menyetujuinya. Namun setelah beliau menampakkan wajahnya seketika itu murid itu tersungkur matl.
Al-Habjb Abdullah bin Alawi al-Haddad mengatakan dalam pujian beliau kepada al-Habib Ahmad Shohibusy Syi’ib:

وَصَاحِبُ الشِّعْبِ الْمُهَيَّب  مَنْ بِالْجَلَالَةِ صَارَ كَالْمُتَدَرِّعِ

Dialah Ahmad Shohibisy Syi’ib yang ditakuti
Orang yang bertuliskan lafadz Jalalah di seluruh tubuhnya bagaikan orang yang berbaju perang.

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Dua Macam Berpikir, Karena Iman ...
الْفِكْرَةُ فِكْرَتَانِ فِكْرَةُ تَصْدِيْقٍ وَإِيْمَانٍ وَفِكْ...
Berpikir Adalah Pelita Hati
الْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ...
Pikirkan Makhluk-Nya
الْفِكْرَةُ سَيْرُ الْقَلْبِ فِى مَيَادِيْنِ الْأَغْيَارِ Berp...
Sangat terhina, waktu kosong tap...
الْخِذْلَانُ كُلَّ الْخِذْلَانِ اَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَا...
Orang Yang Diberkati Umurnya
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِى عُمْرِهِ اَدْرَكَ فِى يَسِيْرٍ مِنَ الز...
Ada kalanya, Umur Panjang Tapi K...
رُبَّ عُمْرٍ اِتَّسَعَتْ امَادُهُ وَقَلَّتْ اَمْدَادُهُ وَرُبّ...

Anggota DINULQOYIM