Bila Lidah Berdoa Pasti Akan Diberi

مَتَى أَطْلَقَ لِسَانَكَ بِالطَّلَبِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ يُرِيْدُ أَنْ يُعْطِيَكَ

Apabila Allah menggerakkan lidahmu untuk meminta kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa Allah berkehendak memberimu.

 

JIKALAU seseorang digerakkan lidahnya untuk berdoa berarti ia telah diilhami Allah untuk meminta kepada-Nya. Dan jika Allah mengilhami seseorang untuk meminta kepada-Nya, maka pasti orang itu akan diberi. Sebab kalau tidak akan diberi oleh Allah, maka ia tidak akan diilhami untuk berdoa.

Dengan berdoa berarti ia membutuhkan Allah. Ia mengenal Allah. Ia merasa bahwa Allah Maha Berkuasa dan ia adalah seorang hamba yang lemah yang sangat membutuhkan Allah. Di saat seperti inilah doa itu diterima.

Allah Ta’ala berfirman:

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ

“Atau siapakah yang akan mengabulkan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya.” (QS. An-Naml: 62)

Yakinlah Semua doa pasti akan dikabulkan. Soal kapan waktu dan ukuran pemberian itu merupakan urusan Allah. Janganlah tergesa-gesa sebab Allah Maha Tahu kapan waktu yang tepat. Setiap sesuatu yang datang dari Allah itu ada ukuran dan batasnya.

Di samping adab (kesopanan) berdoa yang lain, seperti dimulai dan diakhiri dengan hamdalah dan shalawat, tidak tergesa-gesa untuk dikabulkan juga termasuk dari adab berdoa tersebut. Bila orang itu tergesa-gesa, maka ia kurang adab kepada Allah. Seakan-akan ia lebih tahu dari Allah.

Hadits dari Abdullah bin Umar radiyallahu anhu bahwa Rasulullah bersabda :

مَنْ أُذِنَ لَهُ فِي الدُّعَاءِ مِنْكُمْ فَقَدْ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَمَا يُسْئَلُ اللهُ شَيْئًا قَطُّ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الْعَفْوِ وَالْعَافِيَةِ فِي الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ

“Barangsiapa dari kalian yang mendapatkan izin untuk berdoa maka pasti dibukakan baginya pintu-pintu rahmat. Dan tidak ada permintaan yang lebih disukai oleh Allah seperti permintaan Al-afwu wal-afiyah fi dunya wal akhirah (maaf dan selamat di dunia dan akhirat).

Diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

مَنْ أُعْطِيَ الدُّعَاءَ لَمْ يُحْرَمِ الْإِجَابَةَ

“Barangsiapa yang diberi doa, maka ia tidak diharamkan dari diterimanya doa.”

Abu Bakar Al-Khaffaf berkata: “Bagaimana Allah tidak menyambutnya, sedangkan Dia senang mendengar suara orang yang berdoa tersebut.”

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah bersabda:

إِذَا أَحَبَّ اللَّهُ عَبْدًا صَبَّ عَلَيْهِ الْبَلَاءَ صَبًّا، وَسَحَّهُ عَلَيْهِ سَحًّا، فَإِذَا دَعَاهُ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ: صَوْتٌ مَعْرُوفٌ، وَقَالَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ: يَا رَبِّ عَبْدُكَ فُلَانٌ، اقْضِ لَهُ حَاجَتَهُ، فَيَقُولُ: دَعُوا عَبْدِي فَإِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَ صَوْتَهُ،

فَإِذَا قَالَ: يَا رَبِّ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: “لَبَّيْكَ عَبْدِي وَسَعْدَيْكَ، لَا تَدْعُونِي بِشَيْءٍ إِلَّا اسْتُجِيبَ لَكَ، وَلَا تَسْأَلُنِي شَيْئًا إِلَّا أَعْطَيْتُكَ، إِمَّا أَنْ أُعَجِّلَ لَكَ مَا سَأَلْتَ، وَإِمَّا أَنْ أَدَّخِرَ لَكَ عِنْدِي أَفْضَلَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ أَدْفَعَ عَنْكَ مِنَ الْبَلَاءِ مَا هُوَ أَعْظَمُ مِنْ ذَلِكَ”

“Bila Allah mencintai seorang hamba maka Allah menuangkan kepadanya bala”. Bila hamba itu berdoa maka malaikat berkata: “Ini suara yang sudah dikenal.” Dan Jibril berkata: “Wahai Tuhanku, hamba-Mu si Fulan kabulkanlah hajatnya.”Maka Allah berfirman: “Biarkanlah hamba-Ku, karena Aku senang mendengar suaranya. ”

Bila hamba itu berkata: “Ya Rabbi, ” maka Allah bersabda: “Aku mendengar suara panggilanmu, wahai hamba-Ku, dan Aku bahagia mendengarnya. Engkau tidak berdoa kepada-Ku, kecuali pasti Aku kabulkan. Engkau tidak meminta kepada-Ku, kecuali pasti Aku berikan. Adakalanya Aku segerakan apa yang kau minta itu atau Aku simpan untukmu di sisi-Ku sesuatu yang lebih baik dari permintaanmu itu atau Aku buat untuk menolak bencana darimu yang lebih besar dari permintaan itu.”

Jadi, semua permintaan pasti diterima dan dikabulkan oleh Allah. Namun mengenai pelaksanaannya tergantung kepada Allah yang Maha Tahu dan Bijaksana. Adakalanya langsung dikabulkan di dunia. Adakalanya disimpan di akhirat dan diberi yang lebih baik dari permintaan orang tersebut di dunia. Andai orang itu tahu apa yang ia peroleh di akhirat, maka ia akan memilih tidak diberi di dunia. Sebab, ia lebih membutuhkan di akhirat dan pemberian di akhirat itu lebih berharga dan kekal serta tidak rusak.

Atau adakalanya doa itu dikabulkan oleh Allah dalam wujud sebagai penolak bala’ yang mestinya akan menimpa orang tersebut. Andaikan seseorang itu disuruh memilih oleh Allah apakah ia akan diberi sesuai permintaannya tetapi ia akan mendapatkan cobaan dan malapetaka, ataukah ia tidak diberi sesuai permintaannya tetapi ia akan terhindar dari bencana, maka orang tersebut akan memilih terhindar dari bencana.

Oleh karena itu hendaklah tetap berdoa dan janganlah putus asa!

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Dua Macam Berpikir, Karena Iman ...
الْفِكْرَةُ فِكْرَتَانِ فِكْرَةُ تَصْدِيْقٍ وَإِيْمَانٍ وَفِكْ...
Berpikir Adalah Pelita Hati
الْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ...
Pikirkan Makhluk-Nya
الْفِكْرَةُ سَيْرُ الْقَلْبِ فِى مَيَادِيْنِ الْأَغْيَارِ Berp...
Sangat terhina, waktu kosong tap...
الْخِذْلَانُ كُلَّ الْخِذْلَانِ اَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَا...
Orang Yang Diberkati Umurnya
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِى عُمْرِهِ اَدْرَكَ فِى يَسِيْرٍ مِنَ الز...
Ada kalanya, Umur Panjang Tapi K...
رُبَّ عُمْرٍ اِتَّسَعَتْ امَادُهُ وَقَلَّتْ اَمْدَادُهُ وَرُبّ...

Anggota DINULQOYIM