Tujuan Utama Dari Berdoa

مَا الشَّأْنُ وُجُوْدُ الطَّلَبِ, إِنَّمَا الشَّأْنُ أَنْ تُرْزَقَ حُسْنَ الْأَدَبِ

Bukanlah tujuan yang utama ialah sekedar berdo’a. Tetapi tujuan yang utama ialah jika engkau mengetahui adab terhadap Tuhanmu.

JIKA seorang hamba selalu berdo’a meminta keinginan dan kebutuhannya kepada Allah dan tidak meminta kepada yang lain, maka jangan disangka bahwa orang itu sudah melaksanakan kewajibannya terhadap Allah. Karena dengan berdo’a bukanlah tujuan yang utama tetapi tujuan yang utama ia mengetahui adab terhadap Tuhannya. Dan di dalam berdo’a ada berbagai macam kewajiban yang harus dilakukan di samping ia selalu berdo’a memohon kepada Allah. Yaitu ia pasrah diri dan tawakkal dengan menyerahkan segala urusannya kepada-Nya sesuai dengan kebijaksanaan dan pilihan-Nya.
Allah subhanahu wa ta’ala menggambarkan Nabi Musa alaihissalam dalam Al-Qur’an ketika Nabi Musa berdo’a kepada Allah, sebagai contoh untuk seorang yang beriman dalam memanjatkan do’a kepada Allah:

قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdoa, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. Yunus: 89)
Seseorang dalam memanjatkan doa kepada Allah selayaknya disertai dengan adab dhohir dan adab batin.
Di antara adab yang dhohir adalah berdoa dengan mengangkat kedua tangan sebagai pengakuan bahwa diri kita adalah lemah dan butuh kepada rahmat-Nya. Mengangkat kedua tangan ke arah langit, karena langit merupakan kiblatnya doa sebagaimana Ka’bah adalah kiblatnya shalat.
Di antara adab yang batin adalah memasrahkan dirinya kepada Allah, artinya menyerahkan segala pilihannya kepada Allah kapan doa akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Adakalanya sebuah doa tidak langsung diterima oleh Allah, namun doa tersebut disimpan oleh Allah. Karena Allah mengetahui bahwa di saat itu tidak tepat untuk menerima doanya sehingga Allah menunda waktunya.
Di antara adab batin adalah merasa puas dengan apa yang Allah berikan, besar atau kecil, banyak atau sedikit. Sedikitpun tidak ada di dalam hati merasa tidak senang. Tidak meminta apa yang tidak ada pada dirinya. Berdoa tersebut dengan tujuan ibadah bukan bertujuan karena ingin mendapatkan keinginannya. Dalam hadits disebutkan:

الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ

“Doa itu adalah intisari ibadah.”
Doa dikatakan sebagai intisari ibadah karena di dalam doa itu terhadap sifat ubudiyah seorang hamba kepada Tuhannya, merasa rendah diri dan butuh kepada Allah.
Dengan dua cara inilah adabnya dalam berdoa terhadap Allah akan menjadi baik, menjadi benarlah permohonannya kepada Allah. Ia telah melaksanakan kewajibannya kepada Allah.
Orang-orang Arif mengatakan: “Berdoa itu bukan hanya sekedar menggerakkan lidah dengan mengucapkan bacaan-bacaan, namun harus disertai dengan perasaan di dalam hati bahwa dirinya adalah orang yang tidak berdaya apapun, merasa selalu miskin (butuh) kepada Allah dan menampakkan rasa rendah diri kepada Allah.”

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Dua Macam Berpikir, Karena Iman ...
الْفِكْرَةُ فِكْرَتَانِ فِكْرَةُ تَصْدِيْقٍ وَإِيْمَانٍ وَفِكْ...
Berpikir Adalah Pelita Hati
الْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ...
Pikirkan Makhluk-Nya
الْفِكْرَةُ سَيْرُ الْقَلْبِ فِى مَيَادِيْنِ الْأَغْيَارِ Berp...
Sangat terhina, waktu kosong tap...
الْخِذْلَانُ كُلَّ الْخِذْلَانِ اَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَا...
Orang Yang Diberkati Umurnya
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِى عُمْرِهِ اَدْرَكَ فِى يَسِيْرٍ مِنَ الز...
Ada kalanya, Umur Panjang Tapi K...
رُبَّ عُمْرٍ اِتَّسَعَتْ امَادُهُ وَقَلَّتْ اَمْدَادُهُ وَرُبّ...

Anggota DINULQOYIM