Perhatikan Nikmat Timbul Harapan, Pikirkan Dosa Muncul Ketakutan

اِذَا اَرَدْتَ اَنْ يَفْتَحَ لَكَ بَابَ الرَّجَاءِ فَاشْهَدْ مَا مِنْهُ اِلَيْكَ وَاِذَا اَرَدْتَ اَنْ يَفْتَحَ لَكَ بَابَ الْخَوْفِ فَاشْهَدْ مَا مِنْكَ اِلَيْهِ

Jika engkau ingin dibukakan pintu harapan, maka perhatikanlah kebesaran-kebesaran nikmat Allah kepadamu. Dan jika engkau ingin dibukakan pintu rasa takut, maka perhatikanlah amal perbuatanmu terhadap Allah.

SIAPA yang ingin dibukakan pintu harapan (raja’) maka hendaknya ia memperhatikan pemberian-pemberian Allah yang diberikan kepadanya dari karunia-Nya, kemurahan-Nya, pertolongan-Nya dan kelembutan-Nya. Ia harus memikirkan bahwa Allah selalu memberinya kenikmatan yang tidak pernah putus sejak ia berada di kandungan ibu sampai tua, mati dan seterusnya sampai masuk surga. Di surga pun terus disempurnakan kenikmatan Allah kepadanya dengan bisa melihat wajah Allah. Dengan memikirkan hal itu maka harapan dan husnuddhonnya kepada Allah menjadi kuat.
Sebaliknya, kalau ia ingin dibukakan pintu takut (khauf), maka ingatlah kesalahan-kesalahannya kepada Allah. Perhatikan kekurangan dan kelemahannya. Dengan demikian, maka akan timbul rasa takut kepada Allah.
Khauf dan Raja’ adalah sifat orang yang beriman. Dua sifat ini harus seimbang. Tidak boleh berat sebelah. Dua sifat ini adalah Jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kalau harapan saja yang ada maka berbahaya. Orang yang harapannya lebih besar dari takutnya akan menggampangkan urusan agama dan teledor dengan ibadah. Begitupula kalau cuma ada rasa takut. Ini juga berbahaya. Rasa takut yang berlebihan akan mengakibatkan orang itu putus asa dari rahmat Allah. Dan putus asa tidak diperbolehkan dalam Islam, karena yang putus asa hanya orang kafir dan orang sesat.
Allah Ta’ala berfirman:

وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ

“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Hijr: 56)
Walau seseorang memiliki banyak dosa, tapi harus ada harapan. Itulah yang mendorong orang yang berdosa untuk bertobat dan membersihkan diri. Ia harus takut sambil berharap.
Ulama mengatakan bahwa khauf dan raja’ itu bagaikan kedua sayap untuk amal. Ia tidak bisa terbang kecuali dengan kedua sayap itu seperti burung yang tidak bisa terbang kecuali dengan kedua sayapnya.
Banyak ayat dan hadits menyebut tentang khauf dan raja’. Imam Nawawi di dalam kitab “Riyadhussalihin” menyebut bab khusus tentang khauf dan raja’ ini.
Allah Ta’ala berfirman tentang raja’:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ

“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.” (QS. Al-Isra’ : 57)

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 110)

Tentang khauf (rasa takut) Allah Ta’ala berfirman:

فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 175)

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ

“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.” (QS. Ar-Rahman: 46)

Ulama mengatakan:

الرَّجَاءُ تَرْوِيْحٌ مِنَ اللهِ لِقُلُوْبِ الْخَائِفِيْنَ وَلَوْلَا ذٰلِكَ لَتَلِفَتْ نُفُوْسُهُمْ وَذَهِلَتْ قُلُوْبُهُمْ

“Harapan adalah hiburan dari Allah untuk hati orang-arang yang takut, kalau bukan karena harapan niscaya akan hancur jiwa mereka, akan linglung akal mereka.
Maka, khauf dan raja’ kedua-duanya harus dimiliki oleh orang yang menuju Allah kalau ia ingin sukses.

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.

Bagikan :

4 Responses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Dua Macam Berpikir, Karena Iman ...
الْفِكْرَةُ فِكْرَتَانِ فِكْرَةُ تَصْدِيْقٍ وَإِيْمَانٍ وَفِكْ...
Berpikir Adalah Pelita Hati
الْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ...
Pikirkan Makhluk-Nya
الْفِكْرَةُ سَيْرُ الْقَلْبِ فِى مَيَادِيْنِ الْأَغْيَارِ Berp...
Sangat terhina, waktu kosong tap...
الْخِذْلَانُ كُلَّ الْخِذْلَانِ اَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَا...
Orang Yang Diberkati Umurnya
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِى عُمْرِهِ اَدْرَكَ فِى يَسِيْرٍ مِنَ الز...
Ada kalanya, Umur Panjang Tapi K...
رُبَّ عُمْرٍ اِتَّسَعَتْ امَادُهُ وَقَلَّتْ اَمْدَادُهُ وَرُبّ...

Anggota DINULQOYIM