Manusia Terbodoh Tinggalkan Keyakinannya, Ikuti Sangkaan Orang Lain

أَجْهَلُ النَّاسِ مَنْ تَرَكَ يَقِيْنَ مَا عِنْدَهُ لِظَنِّ مَا عِنْدَ النَّاسِ

Sebodoh-bodoh manusia adalah orang yang meninggalkan keyakinan yang sungguh ada pada dirinya karena menuruti sangkaan yang ada pada manusia.

 

SETIAP orang meyakini bahwa dirinya penuh dengan kekurangan, kesalahan, akhlak yang rendah dan berlumur dosa. Maka jika ada orang yang memuji dirinya dengan sesuatu yang tidak ada padanya, janganlah ia bangga dengan pujian tersebut.

Kalau dia bangga dengan pujian itu maka ia adalah orang yang paling bodoh. Sebab, ia meninggalkan keyakinan yang ada pada dirinya, yaitu bahwa dirinya penuh dengan kekurangan, dan menuruti sangkaan orang lain yang tidak mengetahui hakikat dirinya. Orang menyangka orang yang dipuji itu adalah orang baik. Padahal ia adalah orang jelek. Ia dipuji karena berdasar prasangka. Andai orang yang memuji itu tahu hakikat orang itu maka ia akan berbalik mencelanya.

Al-Harits Al-Muhasibi menyamakan orang yang senang dengan Pujian orang terhadap sesuatu yang tidak ada dirinya, dengan orang yang bergembira dengan ejekan orang yang berkata kepadanya bahwa kotoran yang keluar dari perutnya berbau wangi seperti misik. Tidak diragukan lagi bahwa kotoran dosa dan kotoran hati lebih busuk dan menjijikkan dari tahi manusia.

Tentu saja ia adalah sebodoh-bodoh manusia. Sebab ia yakin bahwa kotorannya berbau busuk, tetapi ia tetap bergembira dengan pujian orang yang sebenarnya mengejek dirinya. Keyakinannya ditinggalkan. Sangkaan orang lain diikuti.

Ada seorang ahli hikmah dipuji oleh seorang awam. Ahli hikmah itu menangis. Muridnya bertanya kepadanya, ”Kenapa engkau menangis sedangkan ia telah memujimu?” Ahli hikmah itu menjawab, ”Sesungguhnya ia tidak memujiku, melainkan ia mengetahui ada padaku sifat yang ada pada dirinya. Oleh karena itu aku menangis.”

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Dua Macam Berpikir, Karena Iman ...
الْفِكْرَةُ فِكْرَتَانِ فِكْرَةُ تَصْدِيْقٍ وَإِيْمَانٍ وَفِكْ...
Berpikir Adalah Pelita Hati
الْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ...
Pikirkan Makhluk-Nya
الْفِكْرَةُ سَيْرُ الْقَلْبِ فِى مَيَادِيْنِ الْأَغْيَارِ Berp...
Sangat terhina, waktu kosong tap...
الْخِذْلَانُ كُلَّ الْخِذْلَانِ اَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَا...
Orang Yang Diberkati Umurnya
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِى عُمْرِهِ اَدْرَكَ فِى يَسِيْرٍ مِنَ الز...
Ada kalanya, Umur Panjang Tapi K...
رُبَّ عُمْرٍ اِتَّسَعَتْ امَادُهُ وَقَلَّتْ اَمْدَادُهُ وَرُبّ...

Anggota DINULQOYIM