Cahaya Adalah Kendaraan Hati

الأَنْوَارُ مَطَايَا الْقُلُوْبِ وَالْأَسْرَارِ

Cahaya adalah kendaraan hati dan rahasia-rahasia Allah.

 

SEMUA cahaya yang turun di hati manusia adalah ibarat kendaraan hati yang bisa menyampaikan seseorang menuju ke hadirat Allah. Cahaya-cahaya itu juga merupakan kendaraan rahasia-rahasia Allah yang disimpan di hati orang-orang yang sholeh.

Dalam istilah tasawuf disebutkan;

قُلُوْبُ الْأَبْرَارِ قُبُوْرُ الْأَسْرَارِ

“Hati orang-orang yang baik adalah kuburan rahasia-rahasia Allah.”

Dengan cahaya-cahaya itu orang tersebut bisa melihat kebenaran dan kebatilan dengan jelas. Seperti ilmu ladunni atau ilmu kebenaran yang diberikan Allah kepada orang-orang yang berhati bersih, dan diperoleh tanpa belajar.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

اِتَّقُوْا فِرَاسَةَ الْمُؤْمِنِ فَإِنَّهُ يَنْظُرُ بِنُوْرِ اللهِ وَيَنْطِقُ بِتَوْفِيْقِ اللهِ

“Jagalah dirimu dari firasat orang mukmin, karena dia melihat dengan cahaya Allah dan mengucapkan sesuatu dengan petunjuk Allah.”

Orang-orang yang bertakwa diberi oleh Allah cahaya yang bisa membedakan antara yang hak dan batil. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian bertakwa kepada Allah, maka Allah memberikan kepadamu furqan (petunjuk yang membedakan antara yang hak dan yang batil)!” (QS. Al-Anfal: 29)

Dengan cahaya-cahaya yang turun di hati itu maka para ulama bisa menjangkau permasalahan yang akan terjadi pada zaman yang jauh setelahnya. Sebenarnya, masalah itu tidak terjadi di zaman mereka. Tetapi mereka sudah memberi jawaban masalah itu untuk mempermudah generasi setelahnya. Ulama terdahulu sudah membicarakan hukum seseorang yang duburnya buntu sehingga dibuatkan jalan keluar diperutnya, padahal kejadian itu tidak terjadi di zaman itu.

Oleh karena itu, kita disuruh bermusyawarah dalam segala urusan dengan orang-orang saleh yang hatinya penuh dengan cahaya dan rahasia-rahasia Allah.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, cahaya-cahaya itu bisa diperoleh dengan sebab wirid. Semakin banyak wiridnya semakin banyak pula cahayanya, karena setiap wirid mengandung cahaya. Wirid apapun seperti tahajud, baca shalawat memiliki cahaya yang berbeda dengan lainnya.

Cahaya-cahaya itu bisa dilihat oleh orang yang punya mata hati. Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Aththas, guru Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, ketika sedang berada di atas kapal melihat ada cahaya memancar dari sebuah peti di kapal tersebut. Setelah dibuka ternyata cahaya itu bersumber dari tulisan Shalawat Adhimiyah yang berada di dalam peti tersebut.

Dikutip dari Buku al Hikam Mutiara Hikmah Kehidupan asuhan Habib Ahmad bin Husen Assegaf.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Dua Macam Berpikir, Karena Iman ...
الْفِكْرَةُ فِكْرَتَانِ فِكْرَةُ تَصْدِيْقٍ وَإِيْمَانٍ وَفِكْ...
Berpikir Adalah Pelita Hati
الْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ...
Pikirkan Makhluk-Nya
الْفِكْرَةُ سَيْرُ الْقَلْبِ فِى مَيَادِيْنِ الْأَغْيَارِ Berp...
Sangat terhina, waktu kosong tap...
الْخِذْلَانُ كُلَّ الْخِذْلَانِ اَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَا...
Orang Yang Diberkati Umurnya
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِى عُمْرِهِ اَدْرَكَ فِى يَسِيْرٍ مِنَ الز...
Ada kalanya, Umur Panjang Tapi K...
رُبَّ عُمْرٍ اِتَّسَعَتْ امَادُهُ وَقَلَّتْ اَمْدَادُهُ وَرُبّ...

Anggota DINULQOYIM